Terpanah asmara memang
menyenangkan. Tatkala
sang cupid cinta telah
memanahkan busurnya,
tidak ada yang bisa
menduga kemana
ujungnya. Membicarakan
tentang cinta memang
tidak akan habisnya, mulai
dari zaman Adam dan
Hawa hingga zaman Galih
dan Ratna. Setiap orang
mempunyai pengertian
cinta yang berbeda-beda.
Namun bagaimana jika rasa
cinta itu hadir ketika masih
berstatus anak sekolah? Ya,
anak sekolah yang masih
lekat dengan aturan-
aturan. Anak sekolah
berarti masih menyandang
status siswa, baik siswa
Sekolah Menengah
Pertama maupun siswa
Sekolah menengah Atas.
Syukur-syukur orang tua
menerapkan kebebasan
bertanggung jawab di
keluarga. Jika tidak, apa
jadinya cinta yang sudah
terlanjur ada kepada si dia?
Bagaimana ya
menyelaraskan antara cinta
dan sekolah?
Sebagian orang tua ada
yang menetapkan aturan
“ tidak boleh berpacaran
sebelum usia tujuh belas
tahun ”. Hal ini
dimaksudkan bukan untuk
membatasi pergaulan
anak-anak, namun lebih
kepada tugas belajar si
anak pada usia sekolah
yang tidak ingin terabaikan.
Idealnya kehadiran sang
kekasih akan menjadi
sesuatu penyemangat
untuk diri Anda. Bisa
menjadi bahan perhatian,
jika kehadiran sang kekasih
membawa perubahan ke
arah yang baik, maka cinta
yang dialami adalah cinta
yang positif. Cinta semacam
ini sudah sepantasnya
untuk diteruskan.
Mengerjakan tugas
bersama dengan sang
kekasih hati, bertukar
pikiran seputar
permasalahan
pembelajaran di sekolah
serta saling menyemangati
untuk menjadi yang
terbaik. Jangan sampai
perasaan yang amat
istimewa itu justru
menjauhkan dari yang
namanya prestasi.
Karena jika keadaannya
seperti ini barangkali jalur
cinta yang dilalui berada
pada jalur cinta yang salah.
Untuk permasalahan yang
satu ini ada baiknya
meninjau kembali perasaan
cinta kepada si dia. Untuk
apa jika seandainya
perasaan cinta tersebut
justru tidak bisa menjadi
penyemangat untuk
menjadi lebih baik?
Bukankah cinta yang indah
diharapkan mengukir
prestasi yang indah pula?
Perasaan cinta sampai
kapanpun tidak akan
pernah salah, namun
barangkali pemahaman
akan cinta yang salah
dalam pelaksanaannya.
Tinggal bagaimana
menyikapinya.
Jika melihat pergaulan
remaja pada zaman
sekarang, penanaman ilmu
dari keluarga sudah
sepantasnya diterapkan
oleh orang tua. Sebagai
orang tua juga harus bijak
melihat dan
memperhatikan
perkembangan remaja.
Mengekang terlalu keras
juga pada akhirnya
berdampak tidak baik
untuk anak. Ketika anak
sudah mengenal cinta di
bangku sekolah, biarkan
mereka menikmati rasa
tersebut. Namun ada
batasan-batasan yang mesti
diberikan. Semisal, tidak
boleh pulang lebih dari
jam sembilan malam, nilai
pelajaran sekolah harus
tetap bagus atau bahkan
boleh mengenal cinta
namun harus rangking di
sekolah. Memperhatikan
siapa teman-teman
bermain anak, di
lingkungan permainan
yang seperti apa, ini
penting dilakukan agar
remaja tidak salah
pergaulan. Ketika orang
tua memberi kepercayaan
dan kebebasan, maka
jagalah dengan baik. Nah,
sudah bisa untuk
menyelaraskan antara cinta
dan sekolah kan? Cinta
tetap berjalan, prestasi juga
tetap cemerlang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar