Entri Populer

Minggu, 20 Februari 2011

Belajar Membuat PupukBokashi

Bulan lalu, saya sempat pulang ke dusunlaman,
Prabumulih. Sempat pula
menyambangi Vitro. Salah satu
dari sedikit “guru” saya di kampung halaman. Bersamanya
saya banyak bertukar cerita.
Terutama menyoal pertanian.
Maklum, laki-laki yang sempat
hidup cukup lama di negeri milik
suku Indian (Amerika) ini, memang memutuskan menjadi petani
sekembali ke dusunlaman. Dan
saya, sedang belajar menikmati
hidup sebagai petani. Topik gesahan kami menyenggol
perkara mahalnya harga pupuk.
Belum lagi ketersediaannya yang
tak selalu ada. Saya sendiri tidak
mengalami masalah akan itu.
Sebab, saya sedang belajar bertani secara organik!
Sederhananya, bertani tanpa
menggunakan pupuk maupun
bahan pengendali hama yang
mengandung senyawa kimia tak
organik sebagaimana yang banyak dijual di pasaran. Kebetulan, di kebun kecil yang
kami kelola tak jauh dari kota
Palabuhan Ratu Kabupaten
Sukabumi, saya mencoba
menerapkannya. Menyangkut
pupuk, saya mencoba menggunakan pupuk bokashi.
Bikinan sendiri. Bahannya, mudah
di dapat di sekitar kebun.
Terkait pengendalian hama dan
jamur kami memakai pestisida
nabati (pesnab) dan jamur trichoderma. “Cuka dengan tulis care mbuat bokashi tuh di dusunlaman,” Vitro menyarankan agar saya menulis
cara membuat bokashi di (situs)
dusunlaman.net. Karena alasan
tersebut maka tulisan kali ini
ditulis hingga dapat dibaca di sini. Sebenarnya, bokashi tak
berbeda jauh dengan kompos.
Hanya saja pembuatannya
memanfaatkan teknologi
Mikroorganisme Efektif (effective
microorganism). Si Mikroorganisme Efektif itu
berfungsi sebagai ragi yang
mampu mempercepat proses
fermentasi bahan organik
menjadi senyawa organik yang
mudah diserap tumbuhan. Jika proses pembuatan kompos biasa
memerlukan waktu berbulan-
bulan, membuat pupuk bokashi
cukup satu minggu. “Ragi” bokashi cukup mudah didapat di pasaran. Umumnya
berupa “effective microorganism turunan keempat) yang lebih
dikenal sebagai EM-4 yang dijual
dalam dalam wujud cair dalam
kemasan botol. Pengalaman membuat bokashi
yang saya dapat adalah berkat
bantuan Apru, seorang kader
SLPHT (Sekolah Lapang
Pengendalian Hama Terpadu).
Dari Apru, saya mendapat pengetahuan membuat bokashi
padat dan cair. Khusus bokashi
padat, racikan bokashi kami
rancang untuk digunakan
sebagai pupuk dasar pada
tanaman keras, karenanya komposisi pupuk kandang
diperbanyak. Dalam pemupukan pupuk bokashi
padat digunakan satu kali, di Untuk bokashi padat, racikan
dirancang untuk jenis tanam
Bokashi yang kami buat adalah
bokashi untuk digunakan pada
jenis tanaman keras di kebun
kami. Bokashi padat dipakai sebagai pupuk dasar untuk
tanaman bokashi padat dan cair
untuk jenis diperlukan bahan-
bahan sebagai berikut. CARA MEMBUAT BOKASHI
(untuk 1 ton) A. Bokashi Padat Bahan: - Hijauan daun 200 kg (hijauan
daun, sisa sayuran, jerami,
sekam, dll)
- Pupuk kandang 750 kg
(kotoran kambing, ayam, sapi,
dll) - Dedak/bekatul 50 kg
- EM-4 1 liter
- Larutan gula pasir, 1 kg per 10
liter air
- Air secukupnya Tahapan Pembuatan: 1. Potong sampah basah (3-5 cm)
, kecuali jika menggunakan
sekam
2. Campurkan Sampah basah – pupuk kandang – dedak/bekatul, hingga rata
3. Larutkan EM-4 + Air gula ke
dalam 200 liter air.
4. Siramkan larutan secara
perlahan secara merata ke
dalam campuran sampah basah- kotoran-dedak. Lakukan hingga
kandungan air di adonan
mencapai 30 – 40 %. Tandanya, bila campuran dikepal, air tidak
keluar dan bila kepalan dibuka,
adonan tidak buyar.
5. Hamparkan adonan di atas
lantai kering dengan ketebalan
15 – 20 cm, lalu tutup dengan karung goni atau terpal selama 5
– 7 hari. 6. Agar suhu adonan tidak terlalu
panas akibat fermentasi yang
terjadi, adonan diaduk setiap
hari hingga suhu dapat
dipertahankan pada kisaran 45 – 50 derajad Celsius.
7. Setelah satu minggu, pupuk
bokashi siap digunakan. Aplikasi: Untuk tanaman tahunan semisal
karet, coklat, dan lainnya,
gunakan bokashi padat sebagai
pupuk dasar. Dua kilogram
bokashi diaduk dengan tanah lalu
dibenamkan di lubang tanam. B. Bokashi Cair (untuk 200
liter) Bahan: - Pupuk kandang 30 kg (kotoran
kambing, ayam, sapi, dll)
- Hijauan daun (secukupnya)
- EM-4 1 liter
- Gula pasir 1 kg
- Terasi 1 kg - Air bersih 200 liter
- Dapat pula ditambah 2 kg
pupuk NPK untuk memperkaya
nutrisi Tahapan Pembuatan: 1. Pupuk kandang dihaluskan
2. Gula pasir – Terasi – EM-4 – NPK dilarutkan dalam air
3. Campuran pupuk kandang dan
larutan gula dimasukkan ke
dalam drum plastik kemudian
ditambahkan air bersih hingga
volumenya mencapai 200 liter. 4. Drum ditutup rapat. Setiap
hari dibuka dan diaduk selama 15
menit.
5. Bokashi cair akan siap
digunakan setelah 5 – 7 hari. Aplikasi: 1 liter bokashi dicampur dengan
9 liter air bersih. Selanjutnya,
siramkan pada tanah di sekitar
tanaman atau disemprotkan
pada daun sebanyak 0,25 – 1 liter tergantung jenis tumbuhan. Semoga bahan bacaan ini
bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar